Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Senin, 22 Desember 2008

Surat Cinta untuk Adekku Mahasiswa…, Angkatan 2008



Adek-adekku…,
November tlah berlalu berjuta kenangan terukir di negriku dan negrimu . Ya November dengan segala kelebihan skala historisnya membuatnya “wajib” untuk dikenang (meminjam bahasanya JIKUSTIK). Peristiwa Sepuluh November-lah yang membuat kampus kita bisa dikenal diseluruh penjuru negri. Sepuluh November-lah yang membuat negri kita (dulu HINDIA BELANDA) disegani dalam ruang strategi perang negara adikuasa. Dan peristiwa sepuluh November juga yang mengiklankan kampus kita selama usia berdirinya hingga sekarang hendak menuju BLU (baca : Pasar Pengajaran ). Setengah abad kemudian terjadi suatu peristiwa yang sangat dahsyat yaitu Peristiwa Semanggi yang terjadi di Jembatan Semanggi, Jakarta tepatnya pada tanggal 13 Nopember 1998. Peristiwa yang menelan banyak korban jiwa dan materiil (11 orang diketahui meninggal dan sekitar 250 orang luka-luka) di antaranya para mahasiswa. Hanya berbekal idealisme,keberanian dan rasa ikhlas untuk memperjuangkan aspirasi rakyat serta memperjuangkan nasib bangsa untuk berubah menjadi lebih baik, para mahasiswa menekadkan dirinya untuk mengambil sikap dengan turun ke jalan untuk mengingatkan pemerintah agar memperhatikan nasib rakyat kecil dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Adekku….

Beberapa periode setelah peristiwa itu , putaran sang waktu telah membawamu menuju sebuah tata kehidupan kampus (Semoga bukan NKK-BKK gaya baru) yang mana pemimpin-pemimpin kampus telah memberlakukan suatu sistem baru yang diberlakukan(baca : dipaksakan) pada generasimu. Sistem ini dinamakan SKEM (Satuan Kredit Ekstrakurikuler Mahasiswa). Secara garis besar sistem ini mengharuskan mahasiswa untuk aktif di dalam organisasi dan kegiatan sehingga mahasiswa tidak hanya memiliki hardskill saja tetapi juga softskill yamg didapat dari organisasi dan kegiatan-kegiatan. Memang saat ini di dunia pekerjaan membutuhkan tidak hanya nilai akademis yang tinggi tetapi juga kemampuan bekerjasama, berpendapat, dan lain-lain (saya juga kurang tahu adekku, Mengapa acuannya hanya dunia kerja? Mengapa tidak Kondisi negeri ini, Bangsa ini , rakyat miskin di negeri ini , yang sangat membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki Leadership, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama yang bagus dengan semangat penuh pengabdian yang ikhlas ). SKEM ini memiliki regulasi mahasiswa yang mengikuti suatu organisasi maupun kegiatan akan mendapatkan sejumlah poin tertentu untuk bisa dijadikan syarat sebagai kelulusan dari masa kuliahnya. Tanpa sedikitpun mengurangi efek positif yang mungkin timbul dan mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda dengan adanya sistem tersebut bisa jadi akan membuat mahasiswa cenderung menutup mata hanya memandang organisasi dan kegiatan untuk mencari poin plus-plus saja bukan karena kebutuhan atau sebuah pengabdian yang harus dilakukan dengan rasa ikhlas. Padahal kalau kita hitung sejenak berapa jumlah organisasi yang ada di kampus perjuangan ini???? Jumlahnya sangat banyak adekku,,,,,..Hampir di setiap sudut kampus pasti terdapat organisasi. Kenapa organisasi-organisasi tersebut masih tetap eksis hingga sekarang??? Lebih jauh lagi mengapa dalam peristiwa semanggi mahasiswa rela berkorban, harta, kesenangan, bahkan jiwa? Atau mengapa Sepuluh November 1945 hanya dengan senjata seadanya, bangsa kita berani berjuang melawan sekutu? hanya ada satu kata kunci untuk menjawabnya adekku yaitu semangat PENGABDIAN yang IKHLAS. Mereka semua tidak mendapatkan upah, gaji, poin plus-plus dan sebangsanya. Mereka meniatkan dirinya untuk memberikan yang terbaik untuk organisasi, almamater, bangsa dan negara.
Adekku ….
Dengan dihadapkanya kalian pada sebuah sistem yang memungkinkan untuk mereduksi nilai-nilai kepahlawanan ikhlas tanpa pamrih, Bisakah kalian calon generasi penerus bangsa yang notabenenya nanti akan menjadi pemimpin-pemimpin di tataran Ormawa bahkan negeri ini masih memiliki jiwa tanpa pamrih seperti para pejuang-pejuang jaman dahulu. Akankah generasi penerus bangsa bisa disebut pahlawan hanya dengan menjabat sebagai pemimpin organisasi saja. Kesemuanya itu hanya bisa dijawab oleh hati nurani kita masing-masing.....
Perubahan hanya digagas oleh orang-orang cerdas, dilaksanakan oleh orang-orang yang berani dan dimenangkan oleh orang-orang yang IKHLAS.

Salam Sayang

DAGRI BEM ITS
Bersama Dagri Membangun Negeri

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Hanya sedikit mengingatkan, , , ,
    para pemimpin sekarang yang sering di demo oleh para mahasiswa, rata-rata dulu adalah orang yangpintar dengan titlenya, aktif di organisasi dan memegang peranan penting, , , tapi kg masih saja banyak korupsi dkk, , ,??? mungkin saja mereka dulu mengejar title, soft skill, dll hanya untuk memperkaya diri sendiri, mereka melaksanakan "proker" hanya karena tuntutan senior dan warisan senior, , , mereka melupakan niat tulus dengan jiwa-jiwa pemberani pembawa perubahan yang senantiasa merubah lingkungan ke arah positif, , ,

    BalasHapus

Silahkan memberi komentar berupa apapun yang penting jangan SPAM..
Terima Kasih..