Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Kamis, 25 Desember 2008

Rabu, 24 Desember 2008

MULTILEVEL POINT MARKETING ( MPM SKEM )


Mungkin saat ini sebagian dari mahasiswa ITS masih tidak mengetahui tentang SK mengenai SKEM (Satuan Kegiatan Ekstra Kurikuler Mahasiswa ) yang mulai berlaku untuk mahasiswa baru 2008/2009. Dengan dasar untuk mewujudkan upaya ITS menghasilkan lulusan yang siap masuk dunia kerja. maka dipandang perlu meningkatkan kemampuan softskill mahasiswa, dari sinilah SK SKEM ini muncul. Dengan berlakunya SKEM tersebut maka mahasiswa angkatan 2008/2009 baik program S1 maupun D3 Reguler harus memenuhi point ‘cling’ yang telah ditentukan yaitu minimal 1000 point ‘cling’ untuk S1 dan 750 point ‘cling’ untuk D3 untuk dapat mengikuti yudisium. Dengan SK SKEM ini mahasiswa angkatan 2008/2009 dan seterusnya secara tidak langsung dipaksa untuk berorganisasi. Mungkin ini cara yang cukup efektif tetapi pihak birokrat ITS tidak mau bersifat membuka mata bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada yang harus segera diperbaiki untuk melaksanakan SK SKEM tersebut.
Kita lihat saja dari hal infrastuktur, sampai saat ini banyak UKM kita tidak memiliki secretariat, untuk berlatih saja UKM harus menyewa lapangan. Sebuah pertanyaan besar muncul bagaimana bisa suatu organisasi berjalan dengan baik bila sekretariatan saja tidak punya ataupun untuk berlatih saja mereka harus menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga tidak bentrok dengan jadwal orang orang luar yang bukan mahasiswa ITS. Bukan rahasia umum lagi bahwa fasilitas olahraga di ITS saat ini merupakan hal yang komersil. Bagaimana juga untuk UKM yang tidak memiliki pembina ,sekarang ini tercatat beberapa UKM tidak memiliki pembina misalnya saja voli, siapakah yang akan menilai mereka sementara menurut SK SKEM penilaian unit kegiataan mahasiswa berasal dari Pembina. Selain kekurangan kekurangan yang berasal dari segi infrastruktur ada hal lebih penting lagi harus diperhatikan oleh petinggi – petinggi di ITS ini ,hal terpenting dari suatu pembentukan softskill adalah penanaman karakter dan nilai- nilai pada mahasiwa. Apakah tidak mungkin terjadi bahwa mahasiswa angkatan 2008/2009 dan seterusnya akan mengikuti semua organisasi hanya sekedar mencari poin “cling combo”, kalau itu terjadi bagaimana loyalitas mahasiswa tersebut kepada organisasinya?????Bagaimana organisasi tersebut akan dapat bertahan tanpa adanya loyalitas dari anggotanya dan apakah semua ormawa dan LMB sudah siap menghadapi perubahaan ini, ataupun telah siap untuk menghadapi membludaknya anggotanya pada tahun depan???? Turunnya SK ini tampaknya membuat semua ormawa dan LMB se-ITS mau tak mau harus bersiap menghadapi perubahaan ini kalo mereka tidak mau tergilas oleh perubahan. Selain memperhatikan kekurangan 2 yang ada dalam SK SKEM ini kita juga harus memperhatikan apakah benar birokrat benar2 ingin mengembangkan softskill mahasiswa di minat dan bakat. kalo begitu mengapa point ‘cling’ untuk bidang keilmiahan paling besar. Munglkinkan ini salah satu cara birokrat kita untuk terus mempelajari bidang ilmiah guna menunjang industrialisasi.
Bagaimana SKEM ini dapat berjalan dengan baik bila begitu banyak hal yang harus ditinjau ulang atas berlakunya SKEM ini. Mengapa pihak birokrat terlalu bersifat defend terhadap keputusannya dan seolah menutup mata atas segala sesuatu yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan ulang mengenai berlakunya SK SKEM tersebut. Seharusnya turunnya SK SKEM tersebut dibarengi dengan tindakan yang mendukung berlakunya SK tersebut. Dengan kenyataan tersebut birokrat tetap bersikeras memberlakukan SKEM tersebut. Memang benar kekuatan birokrat di ITS tak terpatahkan Birokrat lah yang memutuskan……………. Apakah mahasiswa ITS hanya diam saja mendengar keputusan SKEM ini????,,ingatlah para kawan- kawanku rektorat ataupun para birokrat saat ini begitu senang dengan keadaan mahasiswa saat ini,,kita saat ini hanya disibukkan dengan kegiatan akademik,tidak sudah tidak merasa satu lagi,kita tidak punya semangat sepuluh November lagi…kita tidak bersatu..itulah sebab utama mengapa saat ini kita mahasiswa ITS tidak dapat menghadapi kekuataan para birokrat…



Tambahan dari NGORBITS terakhir di PPNS pada hari selasa 9 Desember 2008 :

Sampai saat ini belum terdapat infrastruktur yang mendukung pelaksanaan SKEM, misal: sim akademik, prosedur pemasukan poin,dll. Belum ada juga sosialisasi tentang SKEM ke semua elemen baik dari pihak jurusan , KM-ITS maupun mahasiswa baru sehingga dari pihak jurusan pun tidak tahu tentang SKEM. Dari hal diatas menunjukkan ketidaksiapan dari pihak "Atas" terkait dengan SKEM dan dari hal ini juga dapat terlihat pengesahan SK SKEM terkesan dipaksakan. Konfirmasi dari pihak "Atas" sendiri memang untuk semester ini SKEM belum bisa dilaksanakan tapi mulai semester depan nanti sudah bisa dilaksanakan. Hal ini agak ironi karena pada semester ini mahasiswa baru sudah banyak yang mengikuti kegiatan , pelatihan atau hal yang lain terus nantinya akan dikemanakan poin yang menjadi hak mereka selama satu semester ini....
Masih banyak PR buat "bapak-bapak diatas" dan terutama untuk kita terkait dengan peran fungsi kita sebagai mahasiswa belum lagi tentang pengesahan UU BHP..

Ingat teman2…kita adalah generasi penerus bangsa
Jangan biarkan penguasa bertindak semaunya
Junjung tinggi nilai2 kebenaran
HIDUP MAHASISWA... ... ...!!!



DAGRI BEM-ITS

Baca Selanjutnya....

Senin, 22 Desember 2008

rekan2 Semangat ya....,

Liburan tidak berarti berhenti untuk berkontribusi...,
Jangan Lupa ada Gerakan Membangun Moral ITS...,
30 DES 2008 Baca Selanjutnya....

Surat Cinta untuk Adekku Mahasiswa…, Angkatan 2008



Adek-adekku…,
November tlah berlalu berjuta kenangan terukir di negriku dan negrimu . Ya November dengan segala kelebihan skala historisnya membuatnya “wajib” untuk dikenang (meminjam bahasanya JIKUSTIK). Peristiwa Sepuluh November-lah yang membuat kampus kita bisa dikenal diseluruh penjuru negri. Sepuluh November-lah yang membuat negri kita (dulu HINDIA BELANDA) disegani dalam ruang strategi perang negara adikuasa. Dan peristiwa sepuluh November juga yang mengiklankan kampus kita selama usia berdirinya hingga sekarang hendak menuju BLU (baca : Pasar Pengajaran ). Setengah abad kemudian terjadi suatu peristiwa yang sangat dahsyat yaitu Peristiwa Semanggi yang terjadi di Jembatan Semanggi, Jakarta tepatnya pada tanggal 13 Nopember 1998. Peristiwa yang menelan banyak korban jiwa dan materiil (11 orang diketahui meninggal dan sekitar 250 orang luka-luka) di antaranya para mahasiswa. Hanya berbekal idealisme,keberanian dan rasa ikhlas untuk memperjuangkan aspirasi rakyat serta memperjuangkan nasib bangsa untuk berubah menjadi lebih baik, para mahasiswa menekadkan dirinya untuk mengambil sikap dengan turun ke jalan untuk mengingatkan pemerintah agar memperhatikan nasib rakyat kecil dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
Adekku….

Beberapa periode setelah peristiwa itu , putaran sang waktu telah membawamu menuju sebuah tata kehidupan kampus (Semoga bukan NKK-BKK gaya baru) yang mana pemimpin-pemimpin kampus telah memberlakukan suatu sistem baru yang diberlakukan(baca : dipaksakan) pada generasimu. Sistem ini dinamakan SKEM (Satuan Kredit Ekstrakurikuler Mahasiswa). Secara garis besar sistem ini mengharuskan mahasiswa untuk aktif di dalam organisasi dan kegiatan sehingga mahasiswa tidak hanya memiliki hardskill saja tetapi juga softskill yamg didapat dari organisasi dan kegiatan-kegiatan. Memang saat ini di dunia pekerjaan membutuhkan tidak hanya nilai akademis yang tinggi tetapi juga kemampuan bekerjasama, berpendapat, dan lain-lain (saya juga kurang tahu adekku, Mengapa acuannya hanya dunia kerja? Mengapa tidak Kondisi negeri ini, Bangsa ini , rakyat miskin di negeri ini , yang sangat membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki Leadership, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama yang bagus dengan semangat penuh pengabdian yang ikhlas ). SKEM ini memiliki regulasi mahasiswa yang mengikuti suatu organisasi maupun kegiatan akan mendapatkan sejumlah poin tertentu untuk bisa dijadikan syarat sebagai kelulusan dari masa kuliahnya. Tanpa sedikitpun mengurangi efek positif yang mungkin timbul dan mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda dengan adanya sistem tersebut bisa jadi akan membuat mahasiswa cenderung menutup mata hanya memandang organisasi dan kegiatan untuk mencari poin plus-plus saja bukan karena kebutuhan atau sebuah pengabdian yang harus dilakukan dengan rasa ikhlas. Padahal kalau kita hitung sejenak berapa jumlah organisasi yang ada di kampus perjuangan ini???? Jumlahnya sangat banyak adekku,,,,,..Hampir di setiap sudut kampus pasti terdapat organisasi. Kenapa organisasi-organisasi tersebut masih tetap eksis hingga sekarang??? Lebih jauh lagi mengapa dalam peristiwa semanggi mahasiswa rela berkorban, harta, kesenangan, bahkan jiwa? Atau mengapa Sepuluh November 1945 hanya dengan senjata seadanya, bangsa kita berani berjuang melawan sekutu? hanya ada satu kata kunci untuk menjawabnya adekku yaitu semangat PENGABDIAN yang IKHLAS. Mereka semua tidak mendapatkan upah, gaji, poin plus-plus dan sebangsanya. Mereka meniatkan dirinya untuk memberikan yang terbaik untuk organisasi, almamater, bangsa dan negara.
Adekku ….
Dengan dihadapkanya kalian pada sebuah sistem yang memungkinkan untuk mereduksi nilai-nilai kepahlawanan ikhlas tanpa pamrih, Bisakah kalian calon generasi penerus bangsa yang notabenenya nanti akan menjadi pemimpin-pemimpin di tataran Ormawa bahkan negeri ini masih memiliki jiwa tanpa pamrih seperti para pejuang-pejuang jaman dahulu. Akankah generasi penerus bangsa bisa disebut pahlawan hanya dengan menjabat sebagai pemimpin organisasi saja. Kesemuanya itu hanya bisa dijawab oleh hati nurani kita masing-masing.....
Perubahan hanya digagas oleh orang-orang cerdas, dilaksanakan oleh orang-orang yang berani dan dimenangkan oleh orang-orang yang IKHLAS.

Salam Sayang

DAGRI BEM ITS
Bersama Dagri Membangun Negeri

Baca Selanjutnya....

MATINYA DEMOKRASI DI ITS


Demokrasi,,kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Demokrasi yang mempunyai makna kebebasan, baik kebebasan menyampaikan aspirasi, kebesasan berkumpul dan berserikat maupun kebesasan lain yang tentunya masih dalam koridor dengan norma yang berlaku dalam masyarakmkita. Mahasiswa dan demokrasi merupakan sesuatu hal yang tak dapat dipisahkan. Dengan nyawa sebagai taruhan dan darah tettumpahkan, saudara kita memperjuangkan apa yang kita sebut dengan demokrasi. Mereka relakan jiwa dan raga mereka untuk demokrasi bangsa, demi terlepasnya bangsa ini dari masa otoriter ordebaru dengan keyakinaan akan akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik. Sebagai anak bangsa dan sadar akan perannya sebagai mahasiswa,kaum intelektual, mereka pertaruhkan nyawa mereka untuk bangsa. Tahun 1998 merupakan tonggak sejarah yang haris selalu kita kenang, perjuangaan temen2 kita untuk menegakkan demokrasi, semangat mereka harus selalu ada dalam diri kita sebagai generasi penerus, semangat Untuk selalu berjuang menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik. Demokrasi akan selalu kita perjuangkan slamanya..Setelah kita melalang buana ke tahun 1998 kita kembali lagi ke kampus tercinta kita ITS....ITS yang katanya kampus perj8uangan dimanakan mahasiswanya ketika demoikrasi di kampusnya sudah mulai terusik oleh pihak birokrat kampus, demokrasi sudah mulai hilang. Sudah mulai terasa bahwa nilai 2 demokrasi di ITS akan mulai luntur,,,Birokrat sudah menunjukan sifat otoriternya….Apapun yang terjadi birokrat lah yang mengamboil keputusan…. Sekarang ini sudah mulai terasa bahwa pihak rektorat tidak lagi mau mendengar pertimbangan2 yang di ajukan mahasiswa mengenai keputusannya, walaupun keputiusannya tersebut secara langsung berdampak pada mahasiswa….Tengok saja mengenai berlakunya SKEM ,,walaupun begitu banyak kekurangan2 yang ada harus diperbaikan , baik segi fisik maupun psikis tetapi tetap saja birokrat memberlakukan SKEM….Selain itu hilangnya independensi ormawa2 di its khususnya himpunan dalam menjalankan program kerjanya,,,Mulai dirasakan terjadinya sentralisasi di pihak birokrat….Untuk hal ini lihat saja saat OMB..himpunan harus menerima apapun yng di inginkan Birokrat dilakukan….tidak ada lagi koordinasi antara Rektorat dengan Bem sebagai wakil mahasiswa….Tak ada tanda perlawanan yang diberikan,mereka membiarkan saja apa yang terjadi dengan kampus mereka.. .... inikah balas jasa kalian akan perjuangan rekan2 kita tahun 1998 yang telah memperjuangjkan tegaknya demokrasi... Demokrasi di kapus telah hilang dan kalian diam saja. Bagaimana mahasiswa ITS menjadi kontrol sosial ataupun agent of change bila di kamppusnya saja mereka sudah tidak pedulu7l Bagaimana mkita menjadi agent of change ataupun kontrol sosial,yang selama ini dikatakan peran dan fungsi mahasiswa, jika kampusnya saja mau mati tapi te2p tidak ada perlawanan. Demokrasi harus kita perjuangkan,,untuk menuju ITS yang lebih baik lagi dan Bangsa pada umumnya....Apakah kalian bangga dengan hanya menjadi juara1 nasioinal ataupun internasional bila ternyata kampus kalian mati demokrasinya. Sebagai anak bangsa,,saya kadang berpikir aandaikan bakedaulatan bangsa ini diusik negara lain apakan mahasiswa ITS akan diam saja tanpa berbuat apa2.apakah mereka te2p dengan kegiatan mereka belajar dan belajar,,,sakit rasanya memikirkan ini,,,semoga semua itub tidak terjadi,,,semoga saja semangat mengibarkan merah putih masuh teguh di dalam dada..,,Perjuangkan demokrasi...

Apakah ini terus kita biarkan saja….Apakah demokrasi ini kalian biarkan mati….

Sepuluh nopember merupakan hari dinama arek2 surabaya rela mempertaruhkan nyawanya untuk kemerdekaan Indonesia….mereka mempertaruhakn nyawa untuk kebebasan negeri ini…mereka menginginkan Indonesia ini lebih baik…

Pantaskan kita menyandang predikat mahasiswa Institurt teknologi sepuluh nopember bila kita membiarkan sesuatu hal yang bisa menghancurkan negara ini terjadi….

Bagaimana bisa peduli pada bangsa ini bila di kampusnya sendiri tidak peduli akan apa yang terjadi…..
Sadarlah para mahasiswa di kampus perjuangan ini,,,tunjukan partipasi kalian TunjukaN bahwa kalian peduli…suarakan kalian tidak ingin demokrasi mati di kampuas perjuangan ini….Marilah bersatu untuk memperjuangkan demokrasi ini…..


Hidup Mahasiswa……..
Hidup Rakyat Indonesia……
Majulah Indonesiaku…….
Darah juang ini untukmu ………

Baca Selanjutnya....

“SAJAK SEONGGOK JAGUNG” (WS.RENDRA)

< p align='justify'>
Seonggok jagung dikamar
Dan seorang pemuda
Yang kurang sekolahan
Memandang jagung itu
Sang pemuda melihat lading
Ia melihat petani
Ia melihat panen
Dan suatu hari subuh
Para wanita dengan gendongan
Pergi ke pasar………………..

Dan ia juga melihat
Suatu pagi hari
Di dekat sumur
Gadis-gadis bercanda
Sambil menumbuk jagung
Menjadi maisena

Sedang di dalam dapur
Tungku-tungku menyala
Di dalam udara murni
Tercium bau kue jagung

Seonggok jagung dikamar
Dan seorang pemuda
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
Otak dan tangan
Siap bekerja

Tetapi ini :
Seonggok jagung dikamar
Dan seorang pemuda tamat S.L.A
Tak ada uang, tak bisa jadi mahasiswa
Hanya ada seonggok jagung dikamarnya
Ia memandang jagung itu
Dan ia melihat dirinya terlunta-lunta

Ia melihat dirinya ditendang dari discotheque
Ia melihat sepasang sepatu kenes
di balik etalase
Ia melihat sainganya naik sepeda motor
Ia melihat nomer-nomer lotere
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal
Seonggok jagung ia di kamar
Tidak menyangkut pada akal
Tidak akan menolongnya

Seonggok jagung dikamar
Tak akan menolong seorang pemuda
Yang pandangan hidupnya berasal dari buku
Dan tidak dari kehidupan
Yang tidak terlatih dalam metode
Dan hanya penuh hafalan kesimpulan
Yang hanya terlatih sebagai pemakai
Tatapi kurang latihan bebas berkarya
Pendidikan telah memisahkanya dari kehidupanya

Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
Di tengah kenyataan persoalanya??

Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya mendorong seseorang
Menjadi layang-layang di ibukota
Kikuk pulang ke daerahnya??
Apakah gunanya seseorang
Belajar filsafat,teknologi,ilmu kedokteran,atau apa saja.
Ketika ia pulang ke daerahnya,lalu berkata :
“disini aku merasa asing dan sepi”



DAGRI BEM ITS

Baca Selanjutnya....